Sebanyak 50 pria dengan beragam profesi dan latar belakang, dikenal sebagai “Tuan Setiap Orang”, tengah menjalani sidang atas tuduhan memperkosa Gisle Pelicot atas perintah suaminya, Dominique Pelicot. Di bawah bius tidur, Gisle diduga diserang selama satu dekade.
Sidang dan Tuntutan
-
Vonis: Minggu depan, mereka akan menerima vonis pengadilan setelah persidangan sejak September. Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi kolektif lebih dari 600 tahun penjara.
-
Tuntutan: Jaksa mendasarkan tuntutan pada faktor-faktor seperti frekuensi kunjungan ke rumah Pelicot, tindakan seksual, dan kekerasan. Hukuman yang dituntut bervariasi, dari empat hingga 18 tahun penjara.
-
Pendapat Pengacara: Beberapa pengacara berargumen bahwa manipulasi Dominique dan situasi unik tersebut, di bawah bius, mungkin membuat para terdakwa rentan terlibat.
Argumen Pembelaan
-
Kontroversi Hukum: Undang-undang Prancis tidak memandang persetujuan sebagai syarat dalam definisi pemerkosaan. Sebagian terdakwa berpendapat mereka tidak menyadari Gisle tidak mampu memberikan persetujuan.
-
Percakapan Sidang: Beberapa pria menyatakan intimidasi dan manipulasi oleh Dominique, sementara yang lain mengaku ditawari minuman berisi narkoba. Kebanyakan menegaskan mereka diajak sengaja.
Pengungkapan dalam Persidangan
-
Saksi-Saksi: Kehidupan pribadi dan trauma masa lalu terungkap, seperti pengalaman pelecehan sejak kecil, perjalanan melarikan diri dari perang, dan dampak kematian.
-
Pengaruh Dominique: Banyak yang menjelaskan rasa takut pada Dominique, yang diduga menjelaskan aksi sebagai ‘permainan seks’. Instruksi ketat diberikan agar kehadiran mereka tidak terdeteksi.
-
Larangan Lapor: Salah satu aspek yang mencolok adalah semua terdakwa secara sadar memilih untuk tidak melaporkan ke polisi, meski ada opsi anonim.
Meski sebagian tidak menunjukkan penyesalan, banyak dari mereka terlihat tunduk di persidangan, menggambarkan gambaran tragis dari kasus pelecehan seksual massal yang mencengangkan. Dengan bukti berupa rekaman video dan pengakuan terbuka dari Dominique, kasus ini menyoroti kompleksitas hukum seputar persetujuan dan manipulasi.